REFLEKSI MINGGU KEDUA
Nurliah
P0500214011
Pembahasan pada minggu kedua rumusan
masalahnya yaitu mengenai: Apa
yang dimaksud dengan linguistik kritis dan analisis wacana kritis?, Apakah perbedaan analisis wacana dengan analisis wacana kritis?, Bagaimanakah prinsip-prinsip umum wacana kritis?, Apa sajakah pendekatan utama dalam analisis wacana
kritis?.
Di
minggu ini saya sebagai pembawa materi bersama dengan ka’ devi namun karena
kesehatan saya sedikit terganggu akhirnya membuat saya tidak dapat hadir dan
menyebabkan ka’devi mempresentasikannya seorang diri, yang di awal sebelum
prentasi itu kami telah membagi tugas dalam presentasikan materi tersebut.
Di
pembahasan ini kami mencoba memberikan pemahaman mengenai apa yang dimaksud
dengan linguistic kritis dan analisis wacana? Ada beberapa pendapat yang kami
kutip satu diantaraya yaitu; Linguistik kritis (critical linguistics) merupakan kajian ilmu
bahasa yang bertujuan mengungkapkan relasi-relasi antara kuasa tersembunyi (hidden
power) dan proses-proses ideologis yang muncul dalam teks-teks lisan atau
tulisan (Crystal,1991: 90 dalam Santoso,2007:5) maksudnya disini ialah bahwa dalam linguistic kritis ilmu bahasa itu
memiiki kuasa yang tersembunyi yang tujuannya untuk mengungkap hubungan atau
relasi-relasi dan proses ideologis yang muncul secara lisan atau tulisan sedangkan
Menurut Fairclough dan
Wodak (1989) mengenai analisis wacana kritis melihat wacana,
pemakaian bahasa dalam tuturan dan tulisan sebagai bentuk dari praktik sosial.
Menggambarkan wacana sebagai praktik sosial menyebabkan sebuah hubungan
dialektis (pemikiran berdasarkan kenyataan yang ada) di antara peristiwa
diskursif (menyimpang) tertentu dengan situasi, institusi dan struktur sosial
yang membentuknya. Kemudian
prisinsip-prinsip umum analisis wacana kritis? Ada beberapa yang mendasari
prinsip-prinsip umum itu antara lain;
1. Analisis wacana kritis berhubungan dengan masalah sosial.
- Analisis wacana kritis mengkaji kekuasaan dalam wacana dan atas wacana.
- Budaya dan masyarakat secara dialektis berhubungan dengan wacana masyarakat dan budaya dibentuk oleh wacana dan sekaligus menyusun wacana. Setiap kejadian tunggal penggunaan bahasa memproduksi dan mentranformasi masyarakat dan budaya, termasuk relasi kekuasaan.
- Penggunaan bahasa bisa bersifat ideologis, untuk memastikannya teks perlu dianalisis guna meneliti interpretasi, penerimaan dan efek sosialnya.
- Wacana bersifat historis dan hanya bisa dipahami terkait dengan konteksnya.
- Hubungan antara teks dan masyarakat itu bersifat tidak langsung tetapi termanifestasi melalui perantara, seperti modelsosiso-kognitif yang kita kembangkan, sebagaimana yang dikemukakan dalam model pemahaman teks secara sosiopsikologis.
- Analisis kritis menyiratkan adanya suatu metodologi sistematis dan hubungan antara teks dan kondisi sosial, ideologi, dan relasi kekuasaan. Interpretasi senantiasa bersifat dinamis dan terbuka bagi konteks dan informasi baru.
- Analisis wacana kritis dipahami sebagai sebuah disiplin ilmu ilmiah sosial yang eksplisif antara fokus perhatiannya dan cenderung menerapkan penemuannya pada permasalahan praktis.
Itulah
beberapa prinsip-prinsip umum dalam analisis wacana kritis. Selanjutnya yaitu
ada beberapa pendekatan umum dalam analisis wacana kritis anatara lain; pendekatan
analisis bahasa kritis,
pendekatan kognisi sosial, pendekatan perubahan sosial, pendekatan wacana
sejarah, dan yang terakhir analisis wacana pendekatan prancis. Kesemuanya
saling berkaitan dalam analisis wacana
kritis. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa linguistik kritis merupakan kajian ilmu bahasa yang menganalisis mengenai
hubungan-hubungan kekuasaan tersembunyi beserta proses-proses ideologis yang
terdapat dalam teks-teks lisan maupun tulisan. Analisis
wacana kritis sering disebut juga sebagai
metode analisis yang mempertemukan ilmu bahasa (linguistik dan susastra), sosial, politik, dan budaya. Dalam mengungkapkan
politik yang tersembunyi dalam atau dibalik analisis wacana yang secara sosial
dominan dalam masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar