Minggu, 08 Maret 2015

REFLEKSI HASIL DISKUSI KELOMPOK 1 - 3


REFLEKSI HASIL DISKUSI 

KELOMPOK I 


Studi wacana, Wacana sebagai realitas dan media komunikasi, 
Analisis wacana, dan Jenis pemakaian wujud wacana 



Disusun oleh: 



IRWAN FADLI 
P0500214003 





Pada diskusi kelompok pertama, dapat diketahui mengenai beberapa hal baik apa yang telah dipaparkan, maupun yang bersumber dari hasil tanya jawab yang telah dilakukan. Hal yang telah diketahui bersama tersebut mengenai apa yang dimaksud dengan studi wacana, bagaimana wacana sebagai realitas dan media komunikas, apa yang dimaksud dengan analisis wacana, dan apa saja jenis pemakaian wujud wacana tersebut.

Pada umumnya, Wacana merupakan satuan bahasa terlengkap daripada fonem, morfem, kata, klausa atau kalimat dengan sangat koherensi (makna semantis dalam dalam suatu wacana) dan kohesi (padanan kalimat dalam sebuah paragraf yang terdapat pada wacana) dan berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata, disampaikan secara lisan atau pun dengan cara tertulis.

Dari segi realitas, sebuah wacana dipandang sebagai bentuk rangkaian kebahasaan dengan semua kelengkapan struktur bahasa seperti apa adanya. Selain kebahasaan, wacana dapat juga berwujud sebagai rangkaian non bahasa, misalnya rangkaian isyarat dan rangkaian tanda-tanda yang bermakna yang telah disepakati oleh sebagian kelompok masyarakat untuk digunakan bersama dalam suatu peristiwa berbahasa yang dilakukan.

Dari segi komunikasi, wacana dianggap sebagai bentuk penyampaian pesan, baik disampaikan secara tertulis, mau pun secara tidak tertulis. Namun, umunya komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi.

Analisis wacana yang merupakan usaha untuk memahami suatu bahasa tentunya memiliki manfaat dalam proses belajar bahasa dan perilaku berbahasa. Analisis wacana dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan. Pendekatan yang digunakan dalam analisis wacana adalah sebagai berikut :

a. Teori wacana Ernesto Laclau dan Chantal Mouffe, adalah pendekatan yang berfokus pada wacana yang mengkonstruk makna dalam dunia sosial, karena bahasa tidak stabil dan tidak pernah permananen.

b. Analisis wacana kritis, adalah pendekatan yang menekankan peran aktif wacana dalam mengonstruk perubahan di dunia sosial, karena penggunaan bahasa kongkret berdasarkan kesepakatan masyarakat.

c. Psikologi kewacanaan, adalah pendekatan yang menganalisis wacana dalam skala besar dan memiliki fokus persoalan khusus pengguna bahasa dalam interaksi sosial yakni psikologi kewacanaan seseorang dalam suatu masyarakat.

Jenis pemakaian wujud wacana sangat beragam, hal tersebut sesuai dengan pendapat para pakar. Jenis tersebut meliputi, wacana berdasarkan fungsi bahasa, wacana berdasarkan potensi kajiannya, wacana berdasarkan bentuk dan jenisnya, wacana berdasarkan pemaparan dan penyusunannya, wacana berdasarkan pemaparan dan penyusunannya, dan wacana berdasarkan media komunikasinya

1. Wacana berdasarkan fungsi bahasa
Merujuk pendapat Leech (1974, dalam Kushartanti dan Lauder, 2008:91) tentang fungsi bahasa, wacana dapat diklasifikasi sebagai, wacana ekspresif, wacana fatis, wacana informasional, wacana estetik, dan wacana direktif.

2. Wacana berdasarkan potensi kajiannya
Menurut Djajasudarma (1994:6), jenis wacana dapat dikaji dari segi eksistensinya (realitasnya), media komunikasi, cara pemaparan, dan jenis pemakaian.

3. Wacana berdasarkan bentuk dan jenisnya
Wacana berdasarkan bentuk dan jenisnya dibedakan menjadi wacana naratif, deskriptif, ekspositoris, persuasif dan argumentatif.

4. Wacana berdasarkan pemaparan dan penyusunannya
Wacana berdasarkan pemaparan dan penyusunan, isi, dan sifatnya. Llamzon, 1984 (Syamsuddin, 1992: 9) membedakan ke dalam: wacana naratif, wacana procedural, wacana hortatorik, wacana ekspositorik, dan wacana deskriptif

5. Wacana berdasarkan penuturnya
Berdasarkan jumlah penuturnya, wacana dibedakan pula ke dalam wacana monolog dan wacana dialog.
  • Monolog merupakan wacana yang diungkapkan seseorang sesuai dengan tujuan dan perasaannya yang dialamatkan kepada diri sendiri atau pun orang lain
  • Dialog yaitu situasi komunikasi antara penyapa dan pesapa. Dengan kata lain pertukaran tuturan antar dua orang.


6. Wacana berdasarkan media komunikasinya
Titscher, Stefan dkk, (dalam Darma, 2000: 43 – 44) menjelaskan bahwa wacana tulisan memiliki ciri-ciri: Kohesi, Koherensi, Internasionalitas, Ekspatibilitas, Informativitas, Situasionalitas, Intertekstualitas.

Setelah pemaparan dan diskusi dilakukan, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan yang sekaligus dapat menjadi tambahan pengetahuan yang baru, baik bagi peserta diskusi maupun bagi pemateri. Pengetahuan yang dimaksud adalah adanya pemahaman baru mengenai Studi wacana, Wacana sebagai realitas dan media komunikasi,

Analisis wacana, dan Jenis pemakaian wujud wacana 





REFLEKSI HASIL DISKUSI
KELOMPOK 2

(Linguistik Kritis Vs Analisis Wacana Kritis) 

Disusun oleh:
IRWAN FADLI
P0500214003



Bahasa tidak hanya sebagai alat atau media komunikasi, tetapi juga dapat digunakan untuk menganalisis suatu masalah atau gejala sosial yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat. 

Dalam persentasi kelompok dua, pemateri memaparkan sebanyak empat pokok permasalahan yang didiskusikan. 

· Pertama, menjelaskan maksud atau pengertian atau pun defenisi mengenai linguistik kritis dan analisis wacana kritis. 

· kedua, menjelaskan perbedaan antara analisis wacana dan analisis wacana kritis. 

· Ketiga, menjelaskan prinsip-prinsip umum dalam wacana kritis. 

· Keempat, memberikan beberapa pendekatan utama dalam upaya menganalisis wacana kritis. 

Telah dipaparkan bahwa linguistik kritis merupakan kajian ilmu bahasa yang menganalisis mengenai hubungan-hubungan kekuasaan tersembunyi beserta berbagai proses ideologis yang terdapat dalam teks lisan maupun tulisan. 

Untuk membedakan antara analisis wacana dan analisis wacana kritis, dapat diketahui berdasarkan: 

a. analisis wacana, sebagai contoh; keadaan yang rasis (Perbedaan Ras) , seksis, atu ketimpangan dari kehidupan sosial dipandang sebagai suatu common sense, suatu kewajaran/alamiah, dan memang seperti itu kenyataannya. 

b. Analisis wacana kritis melihat bahasa sebagai faktor penting yakni bagaimana bahasa digunakan untuk melihat ketimpangan kekuasaan yang yang terjadi di masyarakat. 

Analisis wacana kritis memiliki beberapa prinsip dalam perannya mengkaji persoalan wacana publik. Perinsip tersebut adalah sebagai berikut: 

• Analisis wacana kritis berhubungan dengan masalah sosial. 

• analisis wacana kritis mengkaji kekuasaan dalam wacana dan atas wacana. 

• Budaya dan masyarakat secara dialektis berhubungan dengan wacana masyarakat dan budaya dibentuk oleh wacana dan sekaligus menyusun wacana. Setiap kejadian tunggal penggunaan bahasa memproduksi dan mentranformasi masyarakat dan budaya, termasuk relasi kekuasaan. 

• Penggunaan bahasa bisa bersifat ideologis, untuk memastikannya teks perlu dianalisis guna meneliti interpretasi, penerimaan dan efek sosialnya 

• Wacana bersifat historis dan hanya bisa dipahami terkait dengan konteksnya. 

• Hubungan antara teks dan masyarakat itu bersifat tidak langsung tetapi termanifestasi melalui perantara, seperti modelsosiso-kognitif yang kita kembangkan, sebagaimana yang dikemukakan dalam model pemahaman teks secara sosiopsikologis. 

• Analisis kritis menyiratkan adanya suatu metodologi sistematis dan hubungan antara teks dan kondisi sosial, ideologi, dan relasi kekuasaan. Interpretasi senantiasa bersifat dinamis dan terbuka bagi konteks dan informasi baru. 

• Analisis wacana kritis dipahami sebagai sebuah disiplin ilmu ilmiah sosial yang eksplisif antara fokus perhatiannya dan cenderung menerapkan penemuannya pada permasalahan praktis 



Selain beberapa prinsip yang telah dikemukakan, berikut telah ditambahkan beberapa pendekatan sebagaimana yang telah dipaparkan oleh pemateri: 

1. Pendekatan analisis bahasa kritis 

Inti dari analisis bahasa kritis adalah melihat bagaimana gramatika bahasa membawa posisi dan makna ideologi tertentu, atau dengan kata lain bahawa aspek ideologi itu diamati dengan melihat pilihan bahasa dan struktur tata bahasa yang dipakai. 

2. Analisis wacana pendekatan prancis 

Pendekatan ini menekankan bagaimana seseorang ditempatkan secara imajiner (pengkhayal) dalam posisi tertentu, wacana menyediakan efek ideologis berupa pemosisian ideologi seseorang. 

3. Pendekatan kognisi sosial 

Pendekatan ini melihat faktor kognisi (pengamatan) sebagai elemen penting dalam produksi wacana, tetapi juga menyertakan bagaimana wacana itu diproduksi. 

4. Pendekatan perubahan sosial. 

Pendekatan ini memusatkan perhatian pada bagaimana wacana dan analisis sosial. Wacana disini dipandang sebagai praktik sosial ada hubungan dialektis (sesuai dengan kenyataan) antara praktik diskursif terebut dengan identitas dan relasi sosial, wacana juga melekat dalam situasi, institusi dan kelas sosial tertentu. 

5. Pendekatan wacana sejarah 

Pendekatan ini bertujuan menunjukkan bagaimana wacana seksisme, antisemit, rasialisme, dalam media dan masyarakat kontemporer. Wacana ini dapat berupa penggambaran yang buruk tentang rasis atau suatu kelompok , menurutnya terbangun lewat prroses sejarah yang panjang, prasangka, bias, misinterpretasi, dan sebagainnya harus dibongkar dengan melakukan tinjauan sejarah karena prasangka ituadalah peninggalan atau warisan lama yang panjang. 

Melalui pemaparan pemateri dalam diskusi kedua ini, dapat ditarik bebrapa pengetahuan baru bagi setiap peserta diskusi. Yaitu; pengetahuan mengenai maksud atau pengertian atau pun defenisi mengenai linguistik kritis dan analisis wacana kritis, perbedaan antara analisis wacana dan analisis wacana kritis, beberapa prinsip-prinsip umum dalam wacana kritis, serta beberapa bentuk pendekatan utama dalam upaya menganalisis suatu wacana secara kritis. 











REFLEKSI HASIL DISKUSI
KELOMPOK 3


Tokoh-Tokoh Analisis Wacana Kritis
AWK Ideologi
AWK Konteks Sosial


Disusun oleh:
IRWAN FADLI
P0500214003


Analisis wacana merupakan disiplin ilmu yang bersumber dari rumpun keilmuan barat berkembang pada tahun 70-an. Pada dasarnya, Analisis wacana ini mucul sebagai mediasi demi menemukan korelasi antara apa yang diujarkan, apa yang dimaksud dan apa yang dipahami dalam suatu konteks tertentu.
Kenyataan bahawa analisis wacana ini bersumber dari keilmuan barat, dapat dilihat dari beberapa tokoh serta pandangan di belakangnya. Beberapa tokoh yang dimaksud, antara lain :
1.      Michel Foucault: Wacana menurut Foucault bukan hanya sebagai rangkaian kata atau proposisi dalam teks, melainkan sesuatu yang memproduksi sesuatu yang lain.
2.      Roger Fowler, Robert Hodge, Gunther Kress, dan Tony Trew (Fowler dkk) : Dalam membangun model analisisinya, mereka mendasarkan pada penjelasan Halliday mengenai struktur dan fungsi bahasa yang menjadi struktur tata bahasa, Dalam praktik penggunaan tata bahasa, maka kosa kata merupakan pilihan kata (diksi) untuk mengetahui praktik ideologi.
3.      Theo Van Leeuwen : Ada dua pusat perhatian dalam analisis Van Leeuwen, yaitu; Proses pengeluaran (eksklusi) dan Proses pemasukan (inklusi)
4.      Sara Mills : Ada dua konsep dasar yang diperhatikan  yaitu posisi Subyek-Obyek, menempatkan representasi  sebagai bagian terpenting. Selain posisi aktor dalam teks, Sara Mills juga memusatkan perhatian pada bagaimana pembaca dan penulis bisa ditampilkan.
5.      Teun A. Van Dijk: Wacana menurut Van Dijk memiliki tiga dimensi : teks, kognisi sosial dan konteks.
6.      Norman Fairclough: Fairclough membagi wacana dalam tiga dimensi yaitu teks, discourse practice, dan Sociocultural Practice .
Wacana ideologi merupakan salah satu kajian analisis wacana secara kritis, di mana ideology merupakan gagasan-gagasan atau ide. Secara harafiah ideology berarti ilmu tentang ide-ide sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu dan pengetahuan.
Studi kritis terhadap bahasa menyoroti bagaimana konvensi dan praktik berbahasa terkait dengan hubungan kekuasaan dan proses ideologis yang sering tidak disadari oleh masyarakat. Beberapa pokok pikiran tentang studi kritis terhadap bahasa adalah:
  • Wacana dibentuk oleh masyarakat
  • Wacana membantu membentuk dan mengubah pengetahuan serta objek-objeknya, hubungan sosial, dan identitas sosial
  • Wacana dibentuk oleh hubungan kekuasaan dan terkait dengan ideologi
  • Pembentukan wacana menandai adanya tarik-ulur kekuasaan (power struggles)
  • Wacana mengkaji bagaimana masyarakat dan wacana saling membentuk satu sama lain
Selain itu, dibahas pula mengenai wacana kritis dalam konteks sosial, di mana Analisis wacana kritis dalam konteks sosial ini mempertimbangkan konteks dari wacana seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana dipandang, diproduksi, dimengerti, dan dianalisis pada suatu konteks tertentu. Mengikuti Guy Cook, analisis wacana juga memeriksa konteks dari komunikasi : siapa yang mengomunikasikan, dengan siapa dan mengapa, dalam jenis khalayak dan  situasi apa, melalui medium apa, bagaimana perbedaan tipe dan perkembangan komunikasi, dan hubungan untuk masing-masing pihak.
Dalam analisis wacana konteks sosial, terdapat tiga hal yang menjadi sentaralnya, yaitu: teks, konteks, dan wacana.
·         Teks adalah semua bentuk bahasa, bukan hanya kata-kata yang tercetak di lembar kertas, tetapi semua jenis ekspresi komunikasi.
·         Konteks adalah memasukan semua jenis situasi dan hal yang berada diluar teks dan mempengaruhi pemakaian bahasa, situasi dimana teks itu diproduksi serta fungsi yang dimaksudkan.
·         Wacana dimaknai sebagai konteks dan teks secara bersama.
Dari hasil pemaparan kelompok, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yang sekaligus menjadi tambahan pengetahuan baru bagi peserta diskusi. Pengetahuan yang dimaksud adalah adanya pengetahuan mengenai tokoh-tokoh Analisis wacana kritis serta pandangan-pandangannya, adanya pemahaman mengenai bagaimana menganalisis wacana ideology, serta bagaimana menganalisis wacana berdasarkan suatu konteks sosial.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar