SITI UMI SALAMAH
P0500214008
REFLEKSI DISKUSI
ANALISIS WACANA (9 PEBRUARI 2015)
Materi
analisis wacana ini didiskusikan pertama kali sebagai dasar dalam analisis
wacana kritis yang akan di bahas pada bab-bab berikutnya. Analisis wacana ini
meliputi adanya empat sub pokok bahasan yaitu :
1.
Pengertian studi wacana
2.
Pengertian analisis wacana.
3.
Bentuk wacana sebagai realitas dan media komunikasi
4.
Bentuk-bentuk pemakaian wujud wacana.
Dari
empat sub pokok bahasan tersebut telah disajikan dengan baik oleh kelompok 1
baik dalam penjelasan / pemaparan materi maupun format power pointnya.
Pada
diskusi hari ini hanya ada satu tanggapan dan satu pertanyaan dari pak Mustakim
terkait dengan bentuk wacana berdasarkan penuturnya khususnya jenis monolog,
apakah wacana jenis ini tidak memiliki audience? Ternyata meskipun bentuknya
monolog bukan berarti didak dikonsumsi oleh orang lain. Justru bentuk wacana
monolog itu memiliki ide-ide yang sebenarnya ingin disampaikan kepada orang
lain, yang mungkin saja belum ada yang mau mendengarkannya sehingga idenya
diekspresikan secara monolog. Kalau wacana monolog dituangkan dalam bentuk
tulisan, tentu saja ada pihak-pihak yang membaca, dan mengetahui idenya. Tanggapannya adalah tentang wacana estetik
karena pernah ada yang mengatakan bahwa wacana estetik itu tidak memiliki data.
Ternyata justru wacana estetik itu memerlukan pengetahuan khusus kalau ingin
menganalisa wacana estetis. Karena dalam wacana estetis, tidak hanya ide
eksplisit saja tetapi juga terdapat ide implisit. Untuk menggali ide implisit
ini diperlukan pengetahuan dan pengalaman dalam masalah kesusasteraan.
Hari
ini saya kayaknya belum on untuk
membahas makalah ini, masih terpengaruh libur panjang. Jadi diskusi hari ini
saya belum tergambar sama sekali tentang analisis wacana. Untungnya saya
sedikit membaca buku dan searching internet tentang piranti-piranti kohesif dan
koherensi dalam sebuah wacana. Jadi bisa nyambung sedikit, ketika ibu berikan
kami latihan untuk menganalisis wacana.
Mudah-mudahan
pertemuan berikutnya saya sudah kembali enjoy
dengan materi-materi yang lebih mengarahkan kepada pendalaman suatu
analisis wacana. Karena pada dasarnya saya sangat menyukai otak-atik
karya-karya sastra, wacana, maupun karya ilmiah. Entah saya melihat dari sisi
literatur dan referensinya maupun dari sisi linguistik murni.
Trik
mengajar Ibu Gusna biasanya akan membuat kami semua hanyut dalam materi
perkuliahan. Sisi baik dari sistem mengajar beliau adalah bahwa tidak hanya
materi dan pokok bahasan semata yang kami dapatkan. Tetapi kami juga mendapat
pengalaman praktis yang dapat mengajak kami semua terjun dalam latihan-latihan
yang sesungguhnya. Ini yang membuat kami begitu bersemangat belajar dengan
beliau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar