Minggu, 08 Maret 2015

REFLEKSI SITI UMI SALAMAH




SITI UMI SALAMAH
P0500214008
REFLEKSI DISKUSI ANALISIS WACANA (9 PEBRUARI 2015)

            Materi analisis wacana ini didiskusikan pertama kali sebagai dasar dalam analisis wacana kritis yang akan di bahas pada bab-bab berikutnya. Analisis wacana ini meliputi adanya empat sub pokok bahasan yaitu :
1.       Pengertian studi wacana
2.       Pengertian analisis wacana.
3.       Bentuk wacana sebagai realitas dan media komunikasi
4.       Bentuk-bentuk pemakaian wujud wacana.
Dari empat sub pokok bahasan tersebut telah disajikan dengan baik oleh kelompok 1 baik dalam penjelasan / pemaparan materi maupun format power pointnya.
Pada diskusi hari ini hanya ada satu tanggapan dan satu pertanyaan dari pak Mustakim terkait dengan bentuk wacana berdasarkan penuturnya khususnya jenis monolog, apakah wacana jenis ini tidak memiliki audience? Ternyata meskipun bentuknya monolog bukan berarti didak dikonsumsi oleh orang lain. Justru bentuk wacana monolog itu memiliki ide-ide yang sebenarnya ingin disampaikan kepada orang lain, yang mungkin saja belum ada yang mau mendengarkannya sehingga idenya diekspresikan secara monolog. Kalau wacana monolog dituangkan dalam bentuk tulisan, tentu saja ada pihak-pihak yang membaca, dan mengetahui idenya.  Tanggapannya adalah tentang wacana estetik karena pernah ada yang mengatakan bahwa wacana estetik itu tidak memiliki data. Ternyata justru wacana estetik itu memerlukan pengetahuan khusus kalau ingin menganalisa wacana estetis. Karena dalam wacana estetis, tidak hanya ide eksplisit saja tetapi juga terdapat ide implisit. Untuk menggali ide implisit ini diperlukan pengetahuan dan pengalaman dalam masalah kesusasteraan.
Hari ini saya kayaknya belum on untuk membahas makalah ini, masih terpengaruh libur panjang. Jadi diskusi hari ini saya belum tergambar sama sekali tentang analisis wacana. Untungnya saya sedikit membaca buku dan searching internet tentang piranti-piranti kohesif dan koherensi dalam sebuah wacana. Jadi bisa nyambung sedikit, ketika ibu berikan kami latihan untuk menganalisis wacana.  
  Mudah-mudahan pertemuan berikutnya saya sudah kembali enjoy dengan materi-materi yang lebih mengarahkan kepada pendalaman suatu analisis wacana. Karena pada dasarnya saya sangat menyukai otak-atik karya-karya sastra, wacana, maupun karya ilmiah. Entah saya melihat dari sisi literatur dan referensinya maupun dari sisi linguistik murni.  
Trik mengajar Ibu Gusna biasanya akan membuat kami semua hanyut dalam materi perkuliahan. Sisi baik dari sistem mengajar beliau adalah bahwa tidak hanya materi dan pokok bahasan semata yang kami dapatkan. Tetapi kami juga mendapat pengalaman praktis yang dapat mengajak kami semua terjun dalam latihan-latihan yang sesungguhnya. Ini yang membuat kami begitu bersemangat belajar dengan beliau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar