SITI
UMI SALAMAH
P0500214008
REFLEKSI V
(Pertemuan tgl.
09-03-2015)
Pertemuan
hari ini semestinya merupakan presentasi kelompok yang membahas masalah
ideologi politik dalam analisis wacana kritis. Karena personil kelompok ini
tidak ada yang datang, Ibu kemudian mengarahkan kami untuk membuat semacam
laporan analisis kami dalam kelompok kecil berdasarkan tugas-tugas dari
masing-masing individu untuk menganalisis wacara sesuai masing-masing tokoh
AWK.
Tidak
hanya itu, Ibu mengontrol masing-masing group dengan mengeksplor
kesulitan-kesulitan kami dalam menjabarkan wacana yang akan dianalisis. Karena
masalah kami kurang lebih sama, kemudian Ibu menampilkan kembali contoh yang
pernah dibuat dalam analisis fungsional sebuah surat yang ditujukan kepada
Kapolres Gowa.
Saya sendiri pada
awalnya ketika membuat analisis wacana mengkhawatirkan bahwa analisis yang saya
buat kemaren ternyata sudah jauh dati pijakan wacana itu sendiri. Karena yang
digunakan sebagai pisau analisis saya adalah teori Foucault yang sama sekali
tidak menyinggung masalah teks, hanya menonjolkan aspek-aspek di luar
linguistik.
Setelah melihat
contoh ini kembali saya jadi tidak khawatir lagi, karena memang semua jenis
wacana jika metode analisisnya seperti yang dicontohkan Ibu ini tidak akan kari
dari aspek-aspek linguistik karena yang pertama dijabarkan klausa per klausa,
kemudian tekstual dan kontekstual. Baru yang terakhir adalah analisa
berdasarkan teori masing-masing tokoh AWK.
Pembelajaran kali ini
bagi saya sangat bermanfaat secara praktis daripada sekedar mendiskusikan
teori-teori saja sebagaimana pertemuan sebelumnya. Dengan begitu saya jadi
tidak meragukan langkah-langkah menganalisis wacana karena telah diberikan
standar yang sangat jelas dan paten menurut saya sehingga dalam menganalisis
wacana selalu berada di atas pijakan linguistik itu sendiri.
SITI
UMI SALAMAH
P0500214005
REFLEKSI VI
(Pertemuan 16-3-2015)
Diskusi hari ini membahas masalah ideologi
dalam analisis wacana kritis. Sebelum membahas analisis wacana kritis penyaji
menjelaskan ideologi bahwa pengertian ideologi adalah ide dasar, sudut pandang
tentang kehidupan dan ada juga sebagai keyakinan sekelompok orang. Terdapat dua
contoh ideologi yang dicontohkan penyaji yaitu kapitalisme dan komunisme.
Kapitalisme merupakan ideologi yang menonjolkan peran para kapital atau pemilik
modal sehingga barang siapa yang memiliki modal, dialah yang berkuasa.
Sementara komunisme yang anti tuhan muncul dalam rangka mengkonter kapitalisme
yang terbukti telah memperlebar jurang pemisah antara yang kaya dan yang
miskin. Komunisme atau sering juga disebut sosialisme yang dicetuskan oleh Karl
marx ini menganut prinsip sama rata sama rasa. Artinya bahwa semua orang
memiliki hak yang sama terhadap sesuatu dan
tidak diakuinya hak milik individu dalam sistem ini.
Dalam
diskusi tentang ideologi ini sangat menarik dan semua teman-teman sangat
antusias dalam menanggapi maupun bertanya. Saya sendiri saat itu menanggapi
terkait ideologi kapitalis yang sebenarnya bukan ideologi, tetapi dia hanya
salah satu sub sistem dari ideologi sekuler. Kapitalis merupakan sistem ekonomi
dalam ideologi sekuler. Ini merupakan salah satu subsistem yang paling menonjol
disamping demokrasi dan liberalismenya.
Karena di dunia ini hanya ada tiga ideologi besar yang selalu bersaing
yaitu Sekulerisme, Sosialisme komunis dan Islam. Islam, meskipun dia adalah
sebuah agama, tetapi dia juga sebuah ideologi yang kemunculannya berasal dari
wahyu Allah. Sementara dua ideologi lainnya berasal dari kegeniusan manusia.
Wacana media massa pada saat ini baik lokal, nasional maupun internasional selalu
menggambarkan adanya saling memperebutkan pengaruh diantara ketiga ideologi
itu.
Analisis
wacana kritis dalam ideologi ini memang sangat berkaitan dengan teori-teori AWK
yang sebelumnya pernah dibahas. Salah satu tokoh AWK yang mengusung ideologi
dalam analisis wacana adalah Sara Mills dengan mengusung feminisme sebagai ide
dasarnya dan pendekatannya menggunakan pendekatan prancis. Paham feminisme
sebenarnya berasal dari ide dasar persamaan atau kesetaraan antara laki-laki dan
perempuan. Wacana-wacana feminis baik tulisan di majalah maupun media sosial
akhir-akhir ini sangat mendominasi pemberitaan dengan memunculkan kasus-kasus
yang menimpa perempuan yang dimarginalkan dalam berbagai aspek kehidupan baik pada
sektor domestik maupun publik. Apalagi tanggal 8 Maret kemaren itu hari
perempuan internasional, tentu saja kampanye feminisme pada bulan ini semakin
gencar. Hanya saja kita harus mampu menganalisis wacana feminis sesuai sudut
pandang yang benar, karena tentu saja wacana feminis juga tidak terlepas dari
pertarungan tiga ideologi di atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar