Senin,9 Februari 2015
TUGAS I ANALISIS WACANA
Santy Monika
P0500214403
ILMU LINGUISTIK
Soal :
Mencari
sebuah wacana utuh di surat kabar kemudian analisis berdasarkan :
1.Apakah
paragraf sudah baik dan benar ?
- Ide
-Piranti Kohesif
-Piranti Koherensi
2.Apakah
hubungan antara pargraf padu dalam menopang ide sentral?
3.Apakah
paragraf teratur dan sistematis?
Jawaban
:
1.a)
Wacana dalam surat kabar tersebut adalah wacana yang berjenis
Deskripsi.Paragraf dalam wacana tersbut
sudah baik dan benar.Ide dalam wacana tersebut sudah terlihat secara utuh,bahwa
penulis ingin menyampaikan tentang bagaimana cara agar masyarakat Indonesia
dapat melihat bagaimana cara agar masyarakat Indonesia melihat dan
mempertahankan kelestarian kebudayaan Indonesia sehingga generasi penerus
bangsa masih dapat mengenal dan mengetahui bahwa angklung adalah salah
satu kesenian dan kebudayaan Indonesia.
b) Analisis piranti Kohesif dan Koherensi
dalam Wacana tersebut :
·
Paragraf 1 dan 2 : terdapat piranti keserasian dimana
pada kalimat kedua yaitu kata “begitu pula” yang digunakan apabila dua buah ide
atau preposisi itu menunjukkan hubungan yang selaras atau sama.
·
Paragraf 3 : terdapat konjungsi
yaitu pada kalimat ketiga yaitu kata “namun” yang berfungsi mempertentangkan
yang digunakan diantara dua buah kalimat dimana kalimat pertama dan kalimat
sebelumnya berisi penyatuan dan kalimat kedua bersisi pernyataan yang kontras
dengan kalimat pertama.Kemudian pada kalimat kelima terdapat pula konjungsi
yaitu kata “dengan” yang menyatakan gabungan yang biasanya digunakan diantara
dua buah kata benda.
·
Paragraf 4 : terdapat piranti
sebab akibat dimana pada kalimat ketiga “namun karena” yang terjadi apabila
salah satu proposisi menunjukkan penyebab terjadinya suatu kondisi tertentu
yang merupakan akibat atau sebaliknya
·
Paragraf kelima terdapat
konjungsi subordinatif yang terdapat pada kalimat pertama yaitu kata “yang”
merupakan konjungsi subordinatif atribut dan pada kalimat ketiga terdapat
piranti alahan seperti kata “ begitu”.
·
Paragraf 6 : terdapat konjungsi
subordinatif atribut yang terdapat dalam kalimat pertama yaitu kata “yang”
kemudian pada kalimat kedua terdapat kata : dan” yang merupakan konjungsi
koordinatif yang menggabungkan 2 atau lebih unsur kalimat yang sama pentingnya
atau setara.Kemudian pada kalimat ketiga terdapat piranti sebab akibat yaitu
kata “sebab akibat”yang merupakan kata yang menjelaskan sebab akibat terjadi
apabila salah satu proposisi menunjukkan suatu kondisi tertentu yang merupakan
akibat atau sebaliknya.
·
Paragraf 7 : pada kalimat pertama
terdapat konjungsi subordinatif waktu yaitu kata “sekarang” dan kata “meski”
yang merupakan piranti alahan atau suatu peristiwa yang menyebabkan peristiwa
yang lain yang tidak berlaku seperti biasanya.Kemudian pada kalimat kedua
terdapat konjungsi koordinatif atribut yaitu kata “tapi”.Kemudian pada kalimat
ketiga terdaat konjungsi subordinatif atribut yang terikat pada kata “yang”
·
Pada paragraf 8 : terdapat
konjungsi yang menyatakan waktu yaitu kata “sebelum” pada kalimat pertama.Kemudian terdapat konjungsi
subordinatif atribut yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat yang
akan membentuk kalimat majemuk bertingkat yaitu kata “yang” dan kata “hanya”
yang merupakan kata penghubung membatasi.Kemudian pada kalimat kedua terdapat
konjungsi “tapi”
·
Paragraf 9 : pada kalimat kedua terdapat konjungsi
penggabungan yang mempertentangkan yaitu kata “sedangkan” yang menunjukkan
adanya perbedaan.Kemudian pada kalimat ketiga terdapat konjungsi subordinatif
atribut yaitu kata “yang”.Kemudian pada kalimat keempat terdapat konjungsi
korelatif yaitu terlihat pada kata “pun”
·
Paragraf 10 : pada kalimat pertama terlihat piranti ketegasan
yaitu kata ‘bahkan” yang merupakan proposisi yang ditegaskan yaitu kata
“bahkan” yang meruapakan proposisi
ditegaskan ada suatu usaha kesengajaan.Kemudian pada kalimat kedua
terdapat konjungsi koordinatif yaitu kata “dan” yang menghubungkan dua atau
lebih unsur kalimat yang dibentuk disebut kalimat majemuk setara.Kemudian pada
kalimat ketiga terdapat konjungsi “kalau” yang menyatakan syarat.
·
Paragraf 11 : terdapat konjungsi
pada kalimat kedua yaitu kata “namun” yang digunakan diantara dua buah kalimat
dan konjungsi kata “sehingga” yang menyatakan akibat.Kemudian pada kalimat
keempat terdapat konjungsi koordinatif yaitu kata “padahal” yang menghubungkan
dua atau lebih unsur kalimat
·
Paragraf 12 : terdapat konjungsi
yaitu kata “namun” ang menghubungkan mempertentangkan kalimat pertama yang
digunakan diantara dua kalimat.Kalimat pertama atau kalimat sebelumnya berisi
pernyataan dan kalimat kedua berisi pernyataan yang kontras dengan kalimat
pertama
·
Paragraf 13 : terdapat konjungsi
yaitu kata “hanya” yang merupakan konjungsi menggbungkan membatasi
·
Paragraf 14 : pada kalimat
pertama terdapat piranti ketidakserasian yaitu kata “seharusnya” yang ditandai
dengan perbedaan preposisi yang ditandai dengan perbedaan proposisi yang
terkandung didalamnya,bahkan sampai pada pertentangan,serta terdapat konjungsi
koordinatif yaitu kata “dan” yang menghubungkan dua kalimat yang dibentuk
dengan adanya kalimat majemuk setara dan terdapat kata penghubung yang
mengutamakan kalimat dan kalimat kedua terdapat konjungsi subordinatif yaitu
kata “jika” yangmerupakan konjungsi subordinatif syarat
·
Paragraf 15 : kalimat pertama
terdapat konjungsi subordinatif alat yaitu kata “dengan”
·
Paragraf 16 :pada kalimat pertama
terdapat konjungsi koordinatif yaitu kata “dan” kemudian pada kalimat kedua
terdapat konjungsi subordinatif atribut yaitu kata “yang”
·
Paragraf 17 : terdapat piranti
kohesi gramatikal yaitu pengganti substansi yaitu kata ganti tempat yaitu kata
“disini” dan pada kalimat kedua terdapat piranti sebab akibat yaitu kata
“karena”
·
Paragraf 18 : terdapat piranti
tambahan yaitu kata “juga” yang digunakan untuk menambahkan informasi dan pada
umumnya digunakan untuk menerangkan dua proposisi.Pada kalimat kedua terdapat
konjungsi mempertentangkan yaitu kata”sedangkan”
·
Paragraf 19 : terdapat pula
piranti tambahan yaitu kata “juga” dan pada kalimat ketiga juga terdapat
konjungsi subordinatif syarat yaitu kata “jika”
·
Paragraf 20 : terdapat kata
penghubung yaitu kata “tetapi” yang digunakan untuk menyatakan pertentangan
·
Paragraf 21 : terdapat konjungsi
koordinatig yaitu kata “dan” yang menghubungkan dua kata atau lebih unsur
kalimat
·
Paragraf 22 : terdapat piranti
tambahan (aditif) yaitu kata “juga” yang digunakan untuk menambahkan informasi
dan untuk menerangkan dua proposisi atau
lebih
·
Paragraf 23 : kalimat ketiga
terdapat kata “sebagai” yang meruapakn kata penghubung perbandingan dan
terdapat pula konjungsi koordinatif yaitu kata”dan’ yang menghubungkan dua
kalimat yang membentuk adanya kalimat majemuk setara
·
Paragraf 23 terdapat piranti
konsensi yaitu kata “begitulah” yang meruapakn proposisi pengakuan disadari
oleh adanya pesan.
c) Piranti Koherensi yang ada pada
wacana tersebut saling berhubungan terlihat pada tiap paragraf yang
mengungkapkan tentang sanggar angklung yang dimiliki oleh mang ujo dan sanggar
angklung ini banyak diminati oleh anak-anak dan mengajarkan pada generasi
penerus untuk tetap mempertahankan seni dan budaya Indonesia serta
memberitahukan kepada pemerintah dan masyarakat agar tetap mempertahankan
kesenian Indonesia
2.
Paragraf
|
Teks
|
konteks
|
Interpretasi
|
1-3
4-5
6-7
8-10
11-12
13-14
15-17
18-19
20-21
22-24
|
Menyusuri
jalan ke arah timur kota Bandung,menunju daerah Cicaheum,kita akan menemukan
sebuah lokasi pertunujkan alat musik angklung sekaligus sanggar angklung
milik Mang Ujo.Dari luar,saung angklung yang didirikan pada decade 60-an ini
tersamar oleh rindangnya pepohonan.Begitu pula ketika menginjakkan kaki masuk
kedalam saung angklung,suasana teduh bernuansa bambu menyajikan kenyamanan
dan kehangatan.Saung angklung dengan luas 1,2 hektar bermula dari kecintaan
Ujo ngalagena pada seni tradisi,angklung.Udjoi ngalagena sudah tiada.Namun
warisannya tetap hidup.Saung angklung kini dikelola oleh salah satu
puteranya,Taufik Hidayat Udjo.Ngalagena artinya kebebasan.Dengan ngalagena
diharapkan Saung angklung mampu memberikan kebebasan untuk mengekspresikan
seni
Saung
angklung Mang Udjo memang spesial.Mayoritas pemain angklung di saung angklung
adalah pelajar SD,SMP,SMA.Namun karena usia pemain angklung tidak
dibatasi,banyak anak-anak yang naik panggung berusia di bawah 8 thn.Menurut
Taufik inilah yang digemari turis asing.
Jumlah
turis asing yang menyaksikan pertunjukan angklung di Saung anklung terbilang
tidak sedikit.Rata-rata mencapai 200 orang per hari.Sayang jumlah turis asing
merosot tajam begitu krisis ekonomi melanda Indonesia ditengah
gonjang-ganjing politik pada tahun 1997-1998
Disusul
peristiwa 9/11 yang meruntuhkan menara kembar WTC di AS,dan pengebomam di
Bali,turut menyumbang imbas negatif.Sebab,akibat kejadian-kejadian
tersebut,berbagai travel warning dialamatkan ke Indonesia dari sejumlah
negara.
Sekarang
meski kondisi sudah mulai kondusif,tapi peminat saung angklung tidak seperti
dulu lagi,tinggal setengahnya saja dari tahun 1997.Pascakrisis ekonomi,ada 10
wisatawan asing saja yang menyambangi Saung angklung,itu sudah terbilang
bagus.
Sebelum
adanya klaim Malaysia atas angklung,wisatawan Indonesia menyaksikan
pertunjukan angklung hanya sekitar 5 persen dari total jumlah
pengunjung.Tapibegitu muncul klaim Malaysia,wisatawan domestik meningkat tiga
kali lipat.
Tahun
2009 tercatat 1162 even digelar di Saung angklung Mang Ujo.Tiap
harinya,dikunjungi rata-rata 400-an orang.Sedangkan dihari libur atau akhir
pekan,bisa mencapai 700-1000 orang.Bahkan pernah tercatat sekiatr 2000 orang
pengunjung.Masyarakat yang ingin mengunjungi Saung angklung Mang Ujo pun
harus rela mengantre beberapa bulan sebelumnya.
“Bahkan
kami sampai menolak banyak kunjungan.Bukannya tidak mau menerima,tapi daya
tampung dan sumber daya memang terbatas.Kalau sedang ramai,sehari kami bisa
mengadakan delapan kali pertunjukan,”terang Taufik.
“Untuk
mementaskan orkestra angklung,butuh paling tidak sekitar 25-30 orang.Namun
pemerintah (kita) cendurung, membatasi jumlah misi budaya angklung sehingga hanya
sedikit orang yang diberangkatkan.Pernah hanya satu orang.Padahal angklung
merupakan alat musik yang dimainkan secara berkelompok. Dilain
pihak,pemerintah Malaysia sangat mendukung keberadaan angklung “imbuhnya”.
Dimedia
promosi Malaysia,Taufik sering menemukan alat musik angklung.Namun justru
pada promosi pariwisata Indonesia,Taufik mengaku belumpernah menemukan alat
musik ini dipanjangkan.
“Kebangaan
kita masih semu,bangga hanya
sekedar bangga,tapi tanpa disertai langkah
yang nyata.Buktinya,di media promosi pariwisata Indonesia Taufik mengaku
belum pernah menemukan alat musik ini dipanjangkan.
Taufik
berpendapat,seharusnya hal ini bisa disiasati dan diupayakan mengingat hal
ini menyangkut tugas negara,yaitu pembawa misi budaya.Jika perhatian
pemerintah minim,tidaklah mengejutkan bila muncul klaim-klaim terhadap budaya
Indonesia lainnya.
Saung
angklung Mang Ujo berupaya tetap tegak dengan mempertahankan tiga
pegangan:pendidikan,budaya dan lingkungan
Angklung
mengajarkan anak-anak akan kepercayaan diri,keberanian,kemandirian dan jiga
“beasiswa”.Tiap anak yang tampil di depan umum akan mendapat sejumlah imbalan
untuk melanjutkan pendidikan inilah maksud “beasiswa” itu.
Di
sini,selain beraktivitas dengan bermain angklung,anak-anak bisa belajar
menari,berlatih menjadi MC,belajar menjadi tour guide dan bahasa
Inggris.Karena tidak sedikit turis dari mancanegara yang ingin berinteraksi
secara langsung dengan anak-anak,”tutur Taufik”
Belajar
memainkan angklung juga berarti melestarikan budaya.Sedangkan kecintaan
terhadap alam dan lingkungan terlihat dari pepohonan yang dibiarkan tumbuh
pada tanpa dipotong dan membuat saung
angklung cukup asri.Taufik rela melubangi atap sebagaian bangunan di saung
angklung agar pohon tetap tumbuh tanpa ditebang.
“Dengan
bermain angklung,sebenarnya anak-anak juga belajar mencintai lingkungan jika
bambu tidak ada..Kalau seni tradisi hancur alam akan menjadi tidak
diperhatikan lagi”.
Saung
angklung Mang Ujo ingin berbagi kesadaran dengan masyarakat akan pentingnya
lingkungan hijau.Tapi hal ini diakui Taufik merupakan sesuatu yang paling
mahal dan paling susah.
Berbagai
upaya penyadaran lingkungan hidup telah dijalankan Saung angklung Mang
Ujo.Misalnya,membagikan bibit pohon dan menanami pohon pelindung diwilayah
Padasuka.
Keep
the old one,create the new one.Prinsip itu dipegang saung angklung Mang ujo.Angklung
ternyata tak hanya nikmat didengar saat dimainkan bersama lagu daerah.Musik
pop seperti yang dilantunkan Melly Goeslow atau Andra n The Blackbone pun
bisa dimainkan dengan angklung.Angklung juga bisa menghadirkan beragam
simfoni klasik ala orkestra.Kedinamisan angklung inilah yang sebenarnya
disasar.
Klaim
Malaysia terhadap angklung tidak menjadi objek hujatan.Justru dari sana
Indonesia harus belajar,betapa alat musik sederhana ini begitu dicintai orang
luar.Sebagai pemilik sah dari angklung,Indonesia seharusnya terketuk untuk
untuk mengembangkan dan melestarikan seni ini melebihi negara lain.
Begitulah
angklung.Desah lembut dari bilah-bilah bambu seakan menyuarakan warisan
tradisi yang sempat minim kebanggaan.
|
Saung
angklung merupakan sanggar angklung milik Mang Udjo yang didirikan pada tahun
60-an namun pemilik Saung angklung telah meninggal dan sekarang sanggar itu
dikelola oleh puteranya yaitu Taufik dan dalam sanggar tersebut memberikan
kebebasan pada para peserta untuk berekspresi
Saung
angklung Mang Ujo merupakan Sanggar seni angklung yang memiliki ciri khas
tersendiri karena mayoritas pesertanya tidak dibatasi umurnya dan banyak
anak-anak usia 8 thn yang naik panggung dan hal ini yang membuat sanggar
angklung digemari karena tidak sedikit turis yang menyaksikan
pertunjukan.Namun jumlah turis asing merosot ketika krisis ekonomi dan
gonjang-ganjing politik melanda Indonesia
Peristiwa
9/11 runtunya menara kembar di AS dan pengeboman Bali merupakan hal yang
turut membuat minat para turis asing untuk datang ke Indonesia sebagai imbas
negatif sehingga Indonesia diwacanakan sebagai tempat berbahaya untuk
berwisata.Walaupun sekarang keadaan sudah kondusif tetapi peminat saung
angklung tidak seperti dulu setelah krisis ekonomi yang melanda Indonesia
mengakibatkan turis asing yang datang tidak seperti dulu lagi
Saat
Malaysia mengklaim atas angklung wisatawan domestik kembali meningkat padahal
sebelumnya hanya sekitar 5 persen saja total jumlah pengunjung.Tahun 2009
tercatat 1162 even digelar di Saung angklung Mang ujo dan rata-rata
pengunjung 400 orang tetapi pada hari libur mencapai 1000 orang bahkan 2000
orang sehingga terkadang para pengunjung harus mengantri.Bahkan panitia
sampai menolak karena terlalu banyak kunjungan sedangkan daya tampung
terbatas
Sanggar seni angklung sering mementaskan
orkestra angklung angklung di luar negeri.Sanggar hanya sedikit orang yang
dibangkitkan karena pemerintah membatasi jumlah.Misi budaya angklung padahal
pemain angklung dilakukan secara berkelompok
25-30 orang pemain sedangkan pihak lain seperti Malaysia sangat
menghargai adanya seni angklung bahkan sampai dipentaskan di Malaysia dan
justru pada saat Malaysia mengklaim bahwa angklung kesenian.Menurut Taufik
Malaysia justru mempromosikan angklung
dimedianya namun justru promosi pariwisata Indonesia tidak pernah melihat
Indonesia belum pernah melihat alat musik ini pajang dalam medianya.
Pendapat
Taufik yang menyatakan bahwa kebanggan kita masih semu,bangga namun tidak ada
bukti nyata.Contohnya saja media promosi pariwisata di Indonesia tidak
terdapat hasil kesenian masyarakat Indonesia misalnya saja angklung.Padahal
tugas negara yaitu pembawa misi budaya.Jadi tidak mengejutkan lagi kalau
budaya Indonesia diklaim oleh bangsa asing karena minimnya perhatian
pemerintah.
Saung
anklung Mang Ujo tetap bertahan dengan tiga pegangan yaitu pendidkan,budaya
dan angklung,karena dalam dalam sanggar ini ternyata tidak hanay mengajarkan
bermain angklung tetapi mengajarkan anak-anak untuk bisa menjadi MC,belajar
menjadi tour guide dan Bahasa Inggris agar dapat berinteraksi dengan
wisatawan,saung angklung mengajarkananak-anak untuk percaya diri,memiliki
keberanian,kemandirian dan juga beasiswa yang dimaksudkan kepada anak-anak
yang tampil di depan umum
Angklung
sangat bernilai positif bagi masyarakat.hal ini tampak dari hal yang
dilakukan oleh Taufik yang tidak hanya melestarikan kesenian angklung tetapi
juga memberikan pelajaran bagi masyarakat untuk belajar mencintai dan tetap
melestatikan lingkungan.Karena apabila kesenian tradisi hancur alam juga
tidak diperhatikan lagi.
Menurut
Taufik Saung angklung Mang Ujo dalam sanggar ini tidak hanya memberikan
pandangan untuk melestarikan kesninan angklung tetapi menyadarkan masyarakat
untuk tetap dapat melestarikan lingkungan karena hal ini merupakan sebuah hal
yang sekarang sangat susah untuk dilakukan namun saung angklung tidak hanya
menyadarkan melalui perkataan namun pada langkah menanam dan melindungi
wilayah Padasuka agar tetap lestari.
Prinsip
yang dipegang oleh saung angklung merupakan motivasi agar tetap memberikan
pertunjukan yang tidak membosankan bagi msayarakat.Seperti halnya memberikan
variasi simvoni antara angklung dengan musik pop memberikan simfoni yang
dapat dinikmati semua kalangan agar angklung tidak membosankan untuk
dinikmati masyarakat.Dari sinilah pandangan terhadap kesnian Indonesia untuk
dapat tetap dilestarikan.Dari pengalaman klaim Malaysia terhadap angklung
memang masyarakat seharusnya tidak perlu menghujat tetapi harus belajar bahwa
mengapa kesenian Indonesia malah sangat dihargai dan dibanggakan bangsa
asing.
|
Saung
angklung tersebut merupakan sanggar seni yang sangat bermanfaat untuk
masyarakat agar masyarakat Indonesia agar dapat tetap mempertahankan
kelestarian seni dan budaya masyarakat
Kesenian
memang harus diajarkan untuk anak-anak diusia dini agar mereka dapat
menghargai dan mempertahankan kesenian.Hal terunik dari sanggar ini adalah
anak-anak yang umur 8 thn sudah pandai bermain angklung.Namun kendala krisis
ekonomi dan gonjang-ganjing politik thn 1997-1998 mengakibatkan kurangnya
minat turis untuk datang berkunjung ke Indonesia
Agar
dapat menarik minat para wisatawan asing tentu hal yang paling utama
diperhatikan adalah promosi wisata yang memberikan kenyamanan bagi turis-turis
asing dan keadaan yang kondusif agar para turis merasa aman dan nyaman
berkunjung keIndonesia.Kemudian hal tersebut menjadi wacana travel warning
yang dialamatkan ke Indonesia merupakan hal buruk untuk Indonesia sebagai
tempat pariwisata
Klaim
Malaysia terhadap seni angklung pada saat itu memang membuat geram Indonesia
karena Malaysia mengklaim bahwa angklung merupakan kesenian milik
Malaysia.Tetapi setelah adanya hal tersebut barulah masyarakat Indonesia
sadar bahwa angklung ingin dimiliki oleh bangsa lain.
Hal
semacam inilah yang membuat seni dipandang sebelah mata pada bangsa sendiri
namun bangsa asing sangat menghargai adanya kesenian tradisi semacam angklung
yang memiliki keunikan dan keindahan tersendiri.Kebudayaan Indonesia begitu beragam
namun tidak tersentuh oleh pemerintah agar dapat dibudidayakan atau
dipertunjukkan.Padahal pemerintah jugalah yang mengambil ahli peranan untuk
menjalankan misi kebudayaan agar masyarakat termotivasi untuk dapat
bersama-sama mendukung,menjaga dan melestarikanb kebudayaan Indonesia.
Pendapat
Taufik memang benar.Tanpa adanya peran pemerinta dan masyarakat untuk
mempertahankan kebudayaan Indonesia tentu akan menjadi sebuah kelemahan bagi
bangsa lain untuk mendapatkan keuntungan.
Saung
angklung Mang Ujo memang bukan hanya sekedar sanggar angklung tetapi
didalamnya juga terdapat aktifitas lainnya yang dapat meningkatkan kecerdasan
anak bangsa dan membantu serta memotivasi anak bangsa untuk terus berkarya.
Hal
ini memberikan masukan kepada kita bahwa ternyata bukan hanya kesenian juga
yang harus kita perdulikan tetapi dibalik itu kita juga diajarkan untuk dapat
melestarikan lingkungan hijau agar kecintaan kita terhadap seni juga nampak
terhadap kecintaan kepada lingkungan hidup
Langkah
yang dilakukan oleh Saung Angklung sangat bermanfaat untuk memberikan
kesadaran pada masyarakat bagaimana melindungi dan melestarikan
lingkungan.Hal ini merupakan dampak positif bagi masyarakat untuk tetap
melestarikan lingkungan
Kesenian
bukanlah hal yang dapat dianggap sebagai sesuatu yang kuno.Justru hal inilah
yang seharusnya membuat anak-anak muda untuk dapat tetap memotivasi dirinya
untuk dapat berkarya.Dari kesenian angklung yang dipentaskan oleh saung
angklung trnyata angklung juga bisa menghadirkan simfoni yang indah bersama
msuk pop dan simfoni klasik ala orkestra.Hal ini seharusnya membuat
masyarakat Indonesia termotivasi untuk tetap mencintai seni tradisonalnya.Dan
dari pandangan Saung angklung ini seharusnya masyarakat Indonesia tentunya
harus tetap menghargai dan melestarikan kebudayaannya.
|
3.Paragraf
dalam wacana tersebut sudah teratur dan sistematis.Namun menurut saya paragraf
ketiga seharusnya berada diparagraf kedua karena dalam pemaparan saat saya
membaca yang pertam yang ingin saya ketahui adalah siapa pemilik sanggar
tersebut kemudian mengarah pada penjelasan tentang tempat sanggar tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar