Minggu, 01 Maret 2015

TUGAS SANTI MONIKA 1



                                                                                                                               Senin,9 Februari 2015
                                                             TUGAS I ANALISIS WACANA
Santy Monika
P0500214403
ILMU LINGUISTIK

Soal :
Mencari sebuah wacana utuh di surat kabar kemudian analisis berdasarkan :
1.Apakah paragraf sudah baik dan benar ?
    - Ide
    -Piranti Kohesif
    -Piranti Koherensi
2.Apakah hubungan antara pargraf padu dalam menopang ide sentral?
3.Apakah paragraf teratur dan sistematis?
Jawaban :
1.a) Wacana dalam surat kabar tersebut adalah wacana yang berjenis Deskripsi.Paragraf dalam wacana   tersbut sudah baik dan benar.Ide dalam wacana tersebut sudah terlihat secara utuh,bahwa penulis ingin menyampaikan tentang bagaimana cara agar masyarakat Indonesia dapat melihat bagaimana cara agar masyarakat Indonesia melihat dan mempertahankan kelestarian kebudayaan Indonesia sehingga generasi penerus bangsa masih dapat mengenal dan mengetahui bahwa angklung adalah salah satu  kesenian dan kebudayaan Indonesia.
   b) Analisis piranti Kohesif dan Koherensi dalam Wacana tersebut :
·         Paragraf  1 dan 2 : terdapat piranti keserasian dimana pada kalimat kedua yaitu kata “begitu pula” yang digunakan apabila dua buah ide atau preposisi itu menunjukkan hubungan yang selaras atau sama.
·         Paragraf 3 : terdapat konjungsi yaitu pada kalimat ketiga yaitu kata “namun” yang berfungsi mempertentangkan yang digunakan diantara dua buah kalimat dimana kalimat pertama dan kalimat sebelumnya berisi penyatuan dan kalimat kedua bersisi pernyataan yang kontras dengan kalimat pertama.Kemudian pada kalimat kelima terdapat pula konjungsi yaitu kata “dengan” yang menyatakan gabungan yang biasanya digunakan diantara dua buah kata benda.
·         Paragraf 4 : terdapat piranti sebab akibat dimana pada kalimat ketiga “namun karena” yang terjadi apabila salah satu proposisi menunjukkan penyebab terjadinya suatu kondisi tertentu yang merupakan akibat atau sebaliknya
·         Paragraf kelima terdapat konjungsi subordinatif yang terdapat pada kalimat pertama yaitu kata “yang” merupakan konjungsi subordinatif atribut dan pada kalimat ketiga terdapat piranti alahan seperti kata “ begitu”.
·         Paragraf 6 : terdapat konjungsi subordinatif atribut yang terdapat dalam kalimat pertama yaitu kata “yang” kemudian pada kalimat kedua terdapat kata : dan” yang merupakan konjungsi koordinatif yang menggabungkan 2 atau lebih unsur kalimat yang sama pentingnya atau setara.Kemudian pada kalimat ketiga terdapat piranti sebab akibat yaitu kata “sebab akibat”yang merupakan kata yang menjelaskan sebab akibat terjadi apabila salah satu proposisi menunjukkan suatu kondisi tertentu yang merupakan akibat atau sebaliknya.
·         Paragraf 7 : pada kalimat pertama terdapat konjungsi subordinatif waktu yaitu kata “sekarang” dan kata “meski” yang merupakan piranti alahan atau suatu peristiwa yang menyebabkan peristiwa yang lain yang tidak berlaku seperti biasanya.Kemudian pada kalimat kedua terdapat konjungsi koordinatif atribut yaitu kata “tapi”.Kemudian pada kalimat ketiga terdaat konjungsi subordinatif atribut yang terikat pada kata “yang”
·         Pada paragraf 8 : terdapat konjungsi yang menyatakan waktu yaitu kata “sebelum” pada  kalimat pertama.Kemudian terdapat konjungsi subordinatif atribut yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat yang akan membentuk kalimat majemuk bertingkat yaitu kata “yang” dan kata “hanya” yang merupakan kata penghubung membatasi.Kemudian pada kalimat kedua terdapat konjungsi “tapi”
·         Paragraf 9 :  pada kalimat kedua terdapat konjungsi penggabungan yang mempertentangkan yaitu kata “sedangkan” yang menunjukkan adanya perbedaan.Kemudian pada kalimat ketiga terdapat konjungsi subordinatif atribut yaitu kata “yang”.Kemudian pada kalimat keempat terdapat konjungsi korelatif yaitu terlihat pada kata “pun”
·         Paragraf 10 : pada  kalimat pertama terlihat piranti ketegasan yaitu kata ‘bahkan” yang merupakan proposisi yang ditegaskan yaitu kata “bahkan” yang meruapakan proposisi  ditegaskan ada suatu usaha kesengajaan.Kemudian pada kalimat kedua terdapat konjungsi koordinatif yaitu kata “dan” yang menghubungkan dua atau lebih unsur kalimat yang dibentuk disebut kalimat majemuk setara.Kemudian pada kalimat ketiga terdapat konjungsi “kalau” yang menyatakan syarat.
·         Paragraf 11 : terdapat konjungsi pada kalimat kedua yaitu kata “namun” yang digunakan diantara dua buah kalimat dan konjungsi kata “sehingga” yang menyatakan akibat.Kemudian pada kalimat keempat terdapat konjungsi koordinatif yaitu kata “padahal” yang menghubungkan dua atau lebih unsur kalimat
·         Paragraf 12 : terdapat konjungsi yaitu kata “namun” ang menghubungkan mempertentangkan kalimat pertama yang digunakan diantara dua kalimat.Kalimat pertama atau kalimat sebelumnya berisi pernyataan dan kalimat kedua berisi pernyataan yang kontras dengan kalimat pertama
·         Paragraf 13 : terdapat konjungsi yaitu kata “hanya” yang merupakan konjungsi menggbungkan membatasi
·         Paragraf 14 : pada kalimat pertama terdapat piranti ketidakserasian yaitu kata “seharusnya” yang ditandai dengan perbedaan preposisi yang ditandai dengan perbedaan proposisi yang terkandung didalamnya,bahkan sampai pada pertentangan,serta terdapat konjungsi koordinatif yaitu kata “dan” yang menghubungkan dua kalimat yang dibentuk dengan adanya kalimat majemuk setara dan terdapat kata penghubung yang mengutamakan kalimat dan kalimat kedua terdapat konjungsi subordinatif yaitu kata “jika” yangmerupakan konjungsi subordinatif syarat
·         Paragraf 15 : kalimat pertama terdapat konjungsi subordinatif alat yaitu kata “dengan”
·         Paragraf 16 :pada kalimat pertama terdapat konjungsi koordinatif yaitu kata “dan” kemudian pada kalimat kedua terdapat konjungsi subordinatif atribut yaitu kata “yang”
·         Paragraf 17 : terdapat piranti kohesi gramatikal yaitu pengganti substansi yaitu kata ganti tempat yaitu kata “disini” dan pada kalimat kedua terdapat piranti sebab akibat yaitu kata “karena”
·         Paragraf 18 : terdapat piranti tambahan yaitu kata “juga” yang digunakan untuk menambahkan informasi dan pada umumnya digunakan untuk menerangkan dua proposisi.Pada kalimat kedua terdapat konjungsi mempertentangkan yaitu kata”sedangkan”
·         Paragraf 19 : terdapat pula piranti tambahan yaitu kata “juga” dan pada kalimat ketiga juga terdapat konjungsi subordinatif syarat yaitu kata “jika”
·         Paragraf 20 : terdapat kata penghubung yaitu kata “tetapi” yang digunakan untuk menyatakan pertentangan
·         Paragraf 21 : terdapat konjungsi koordinatig yaitu kata “dan” yang menghubungkan dua kata atau lebih unsur kalimat
·         Paragraf 22 : terdapat piranti tambahan (aditif) yaitu kata “juga” yang digunakan untuk menambahkan informasi dan  untuk menerangkan dua proposisi atau lebih
·         Paragraf 23 : kalimat ketiga terdapat kata “sebagai” yang meruapakn kata penghubung perbandingan dan terdapat pula konjungsi koordinatif yaitu kata”dan’ yang menghubungkan dua kalimat yang membentuk adanya kalimat majemuk setara
·         Paragraf 23 terdapat piranti konsensi yaitu kata “begitulah” yang meruapakn proposisi pengakuan disadari oleh adanya pesan.

        c) Piranti Koherensi yang ada pada wacana tersebut saling berhubungan terlihat pada tiap paragraf yang mengungkapkan tentang sanggar angklung yang dimiliki oleh mang ujo dan sanggar angklung ini banyak diminati oleh anak-anak dan mengajarkan pada generasi penerus untuk tetap mempertahankan seni dan budaya Indonesia serta memberitahukan kepada pemerintah dan masyarakat agar tetap mempertahankan kesenian Indonesia
  2.
Paragraf
Teks
konteks
Interpretasi
1-3




















4-5















6-7

















8-10





















11-12
























13-14













15-17
















18-19












20-21














22-24
Menyusuri jalan ke arah timur kota Bandung,menunju daerah Cicaheum,kita akan menemukan sebuah lokasi pertunujkan alat musik angklung sekaligus sanggar angklung milik Mang Ujo.Dari luar,saung angklung yang didirikan pada decade 60-an ini tersamar oleh rindangnya pepohonan.Begitu pula ketika menginjakkan kaki masuk kedalam saung angklung,suasana teduh bernuansa bambu menyajikan kenyamanan dan kehangatan.Saung angklung dengan luas 1,2 hektar bermula dari kecintaan Ujo ngalagena pada seni tradisi,angklung.Udjoi ngalagena sudah tiada.Namun warisannya tetap hidup.Saung angklung kini dikelola oleh salah satu puteranya,Taufik Hidayat Udjo.Ngalagena artinya kebebasan.Dengan ngalagena diharapkan Saung angklung mampu memberikan kebebasan untuk mengekspresikan seni 
Saung angklung Mang Udjo memang spesial.Mayoritas pemain angklung di saung angklung adalah pelajar SD,SMP,SMA.Namun karena usia pemain angklung tidak dibatasi,banyak anak-anak yang naik panggung berusia di bawah 8 thn.Menurut Taufik inilah yang digemari turis asing.
Jumlah turis asing yang menyaksikan pertunjukan angklung di Saung anklung terbilang tidak sedikit.Rata-rata mencapai 200 orang per hari.Sayang jumlah turis asing merosot tajam begitu krisis ekonomi melanda Indonesia ditengah gonjang-ganjing politik pada tahun 1997-1998

Disusul peristiwa 9/11 yang meruntuhkan menara kembar WTC di AS,dan pengebomam di Bali,turut menyumbang imbas negatif.Sebab,akibat kejadian-kejadian tersebut,berbagai travel warning dialamatkan ke Indonesia dari sejumlah negara.
Sekarang meski kondisi sudah mulai kondusif,tapi peminat saung angklung tidak seperti dulu lagi,tinggal setengahnya saja dari tahun 1997.Pascakrisis ekonomi,ada 10 wisatawan asing saja yang menyambangi Saung angklung,itu sudah terbilang bagus.






Sebelum adanya klaim Malaysia atas angklung,wisatawan Indonesia menyaksikan pertunjukan angklung hanya sekitar 5 persen dari total jumlah pengunjung.Tapibegitu muncul klaim Malaysia,wisatawan domestik meningkat tiga kali lipat.
Tahun 2009 tercatat 1162 even digelar di Saung angklung Mang Ujo.Tiap harinya,dikunjungi rata-rata 400-an orang.Sedangkan dihari libur atau akhir pekan,bisa mencapai 700-1000 orang.Bahkan pernah tercatat sekiatr 2000 orang pengunjung.Masyarakat yang ingin mengunjungi Saung angklung Mang Ujo pun harus rela mengantre beberapa bulan sebelumnya.
“Bahkan kami sampai menolak banyak kunjungan.Bukannya tidak mau menerima,tapi daya tampung dan sumber daya memang terbatas.Kalau sedang ramai,sehari kami bisa mengadakan delapan kali pertunjukan,”terang Taufik.
“Untuk mementaskan orkestra angklung,butuh paling tidak sekitar 25-30 orang.Namun pemerintah (kita) cendurung, membatasi jumlah misi budaya angklung sehingga hanya sedikit orang yang diberangkatkan.Pernah hanya satu orang.Padahal angklung merupakan alat musik yang dimainkan secara berkelompok. Dilain pihak,pemerintah Malaysia sangat mendukung keberadaan angklung “imbuhnya”.
Dimedia promosi Malaysia,Taufik sering menemukan alat musik angklung.Namun justru pada promosi pariwisata Indonesia,Taufik mengaku belumpernah menemukan alat musik ini dipanjangkan.









“Kebangaan kita masih semu,bangga hanya

 sekedar bangga,tapi tanpa disertai langkah yang nyata.Buktinya,di media promosi pariwisata Indonesia Taufik mengaku belum pernah menemukan alat musik ini dipanjangkan.
Taufik berpendapat,seharusnya hal ini bisa disiasati dan diupayakan mengingat hal ini menyangkut tugas negara,yaitu pembawa misi budaya.Jika perhatian pemerintah minim,tidaklah mengejutkan bila muncul klaim-klaim terhadap budaya Indonesia lainnya.
Saung angklung Mang Ujo berupaya tetap tegak dengan mempertahankan tiga pegangan:pendidikan,budaya dan lingkungan
Angklung mengajarkan anak-anak akan kepercayaan diri,keberanian,kemandirian dan jiga “beasiswa”.Tiap anak yang tampil di depan umum akan mendapat sejumlah imbalan untuk melanjutkan pendidikan inilah maksud “beasiswa” itu.
Di sini,selain beraktivitas dengan bermain angklung,anak-anak bisa belajar menari,berlatih menjadi MC,belajar menjadi tour guide dan bahasa Inggris.Karena tidak sedikit turis dari mancanegara yang ingin berinteraksi secara langsung dengan anak-anak,”tutur Taufik”

Belajar memainkan angklung juga berarti melestarikan budaya.Sedangkan kecintaan terhadap alam dan lingkungan terlihat dari pepohonan yang dibiarkan tumbuh pada  tanpa dipotong dan membuat saung angklung cukup asri.Taufik rela melubangi atap sebagaian bangunan di saung angklung agar pohon tetap tumbuh tanpa ditebang.
“Dengan bermain angklung,sebenarnya anak-anak juga belajar mencintai lingkungan jika bambu tidak ada..Kalau seni tradisi hancur alam akan menjadi tidak diperhatikan lagi”.

Saung angklung Mang Ujo ingin berbagi kesadaran dengan masyarakat akan pentingnya lingkungan hijau.Tapi hal ini diakui Taufik merupakan sesuatu yang paling mahal dan paling susah.
Berbagai upaya penyadaran lingkungan hidup telah dijalankan Saung angklung Mang Ujo.Misalnya,membagikan bibit pohon dan menanami pohon pelindung diwilayah Padasuka.





Keep the old one,create the new one.Prinsip itu dipegang saung angklung Mang ujo.Angklung ternyata tak hanya nikmat didengar saat dimainkan bersama lagu daerah.Musik pop seperti yang dilantunkan Melly Goeslow atau Andra n The Blackbone pun bisa dimainkan dengan angklung.Angklung juga bisa menghadirkan beragam simfoni klasik ala orkestra.Kedinamisan angklung inilah yang sebenarnya disasar.
Klaim Malaysia terhadap angklung tidak menjadi objek hujatan.Justru dari sana Indonesia harus belajar,betapa alat musik sederhana ini begitu dicintai orang luar.Sebagai pemilik sah dari angklung,Indonesia seharusnya terketuk untuk untuk mengembangkan dan melestarikan seni ini melebihi negara lain.
Begitulah angklung.Desah lembut dari bilah-bilah bambu seakan menyuarakan warisan tradisi yang sempat minim kebanggaan.








Saung angklung merupakan sanggar angklung milik Mang Udjo yang didirikan pada tahun 60-an namun pemilik Saung angklung telah meninggal dan sekarang sanggar itu dikelola oleh puteranya yaitu Taufik dan dalam sanggar tersebut memberikan kebebasan pada para peserta untuk berekspresi











Saung angklung Mang Ujo merupakan Sanggar seni angklung yang memiliki ciri khas tersendiri karena mayoritas pesertanya tidak dibatasi umurnya dan banyak anak-anak usia 8 thn yang naik panggung dan hal ini yang membuat sanggar angklung digemari karena tidak sedikit turis yang menyaksikan pertunjukan.Namun jumlah turis asing merosot ketika krisis ekonomi dan gonjang-ganjing politik melanda Indonesia


Peristiwa 9/11 runtunya menara kembar di AS dan pengeboman Bali merupakan hal yang turut membuat minat para turis asing untuk datang ke Indonesia sebagai imbas negatif sehingga Indonesia diwacanakan sebagai tempat berbahaya untuk berwisata.Walaupun sekarang keadaan sudah kondusif tetapi peminat saung angklung tidak seperti dulu setelah krisis ekonomi yang melanda Indonesia mengakibatkan turis asing yang datang tidak seperti dulu lagi  



Saat Malaysia mengklaim atas angklung wisatawan domestik kembali meningkat padahal sebelumnya hanya sekitar 5 persen saja total jumlah pengunjung.Tahun 2009 tercatat 1162 even digelar di Saung angklung Mang ujo dan rata-rata pengunjung 400 orang tetapi pada hari libur mencapai 1000 orang bahkan 2000 orang sehingga terkadang para pengunjung harus mengantri.Bahkan panitia sampai menolak karena terlalu banyak kunjungan sedangkan daya tampung terbatas






 Sanggar seni angklung sering mementaskan orkestra angklung angklung di luar negeri.Sanggar hanya sedikit orang yang dibangkitkan karena pemerintah membatasi jumlah.Misi budaya angklung padahal pemain angklung dilakukan secara berkelompok  25-30 orang pemain sedangkan pihak lain seperti Malaysia sangat menghargai adanya seni angklung bahkan sampai dipentaskan di Malaysia dan justru pada saat Malaysia mengklaim bahwa angklung kesenian.Menurut Taufik Malaysia justru mempromosikan  angklung dimedianya namun justru promosi pariwisata Indonesia tidak pernah melihat Indonesia belum pernah melihat alat musik ini pajang dalam medianya.


Pendapat Taufik yang menyatakan bahwa kebanggan kita masih semu,bangga namun tidak ada bukti nyata.Contohnya saja media promosi pariwisata di Indonesia tidak terdapat hasil kesenian masyarakat Indonesia misalnya saja angklung.Padahal tugas negara yaitu pembawa misi budaya.Jadi tidak mengejutkan lagi kalau budaya Indonesia diklaim oleh bangsa asing karena minimnya perhatian pemerintah.

Saung anklung Mang Ujo tetap bertahan dengan tiga pegangan yaitu pendidkan,budaya dan angklung,karena dalam dalam sanggar ini ternyata tidak hanay mengajarkan bermain angklung tetapi mengajarkan anak-anak untuk bisa menjadi MC,belajar menjadi tour guide dan Bahasa Inggris agar dapat berinteraksi dengan wisatawan,saung angklung mengajarkananak-anak untuk percaya diri,memiliki keberanian,kemandirian dan juga beasiswa yang dimaksudkan kepada anak-anak yang tampil di depan umum
Angklung sangat bernilai positif bagi masyarakat.hal ini tampak dari hal yang dilakukan oleh Taufik yang tidak hanya melestarikan kesenian angklung tetapi juga memberikan pelajaran bagi masyarakat untuk belajar mencintai dan tetap melestatikan lingkungan.Karena apabila kesenian tradisi hancur alam juga tidak diperhatikan lagi.


Menurut Taufik Saung angklung Mang Ujo dalam sanggar ini tidak hanya memberikan pandangan untuk melestarikan kesninan angklung tetapi menyadarkan masyarakat untuk tetap dapat melestarikan lingkungan karena hal ini merupakan sebuah hal yang sekarang sangat susah untuk dilakukan namun saung angklung tidak hanya menyadarkan melalui perkataan namun pada langkah menanam dan melindungi wilayah Padasuka agar tetap lestari.

Prinsip yang dipegang oleh saung angklung merupakan motivasi agar tetap memberikan pertunjukan yang tidak membosankan bagi msayarakat.Seperti halnya memberikan variasi simvoni antara angklung dengan musik pop memberikan simfoni yang dapat dinikmati semua kalangan agar angklung tidak membosankan untuk dinikmati masyarakat.Dari sinilah pandangan terhadap kesnian Indonesia untuk dapat tetap dilestarikan.Dari pengalaman klaim Malaysia terhadap angklung memang masyarakat seharusnya tidak perlu menghujat tetapi harus belajar bahwa mengapa kesenian Indonesia malah sangat dihargai dan dibanggakan bangsa asing.
Saung angklung tersebut merupakan sanggar seni yang sangat bermanfaat untuk masyarakat agar masyarakat Indonesia agar dapat tetap mempertahankan kelestarian seni dan budaya masyarakat












Kesenian memang harus diajarkan untuk anak-anak diusia dini agar mereka dapat menghargai dan mempertahankan kesenian.Hal terunik dari sanggar ini adalah anak-anak yang umur 8 thn sudah pandai bermain angklung.Namun kendala krisis ekonomi dan gonjang-ganjing politik thn 1997-1998 mengakibatkan kurangnya minat turis untuk datang berkunjung ke Indonesia
Agar dapat menarik minat para wisatawan asing tentu hal yang paling utama diperhatikan adalah promosi wisata yang memberikan kenyamanan bagi turis-turis asing dan keadaan yang kondusif agar para turis merasa aman dan nyaman berkunjung keIndonesia.Kemudian hal tersebut menjadi wacana travel warning yang dialamatkan ke Indonesia merupakan hal buruk untuk Indonesia sebagai tempat pariwisata
Klaim Malaysia terhadap seni angklung pada saat itu memang membuat geram Indonesia karena Malaysia mengklaim bahwa angklung merupakan kesenian milik Malaysia.Tetapi setelah adanya hal tersebut barulah masyarakat Indonesia sadar bahwa angklung ingin dimiliki oleh bangsa lain.









Hal semacam inilah yang membuat seni dipandang sebelah mata pada bangsa sendiri namun bangsa asing sangat menghargai adanya kesenian tradisi semacam angklung yang memiliki keunikan dan keindahan tersendiri.Kebudayaan Indonesia begitu beragam namun tidak tersentuh oleh pemerintah agar dapat dibudidayakan atau dipertunjukkan.Padahal pemerintah jugalah yang mengambil ahli peranan untuk menjalankan misi kebudayaan agar masyarakat termotivasi untuk dapat bersama-sama mendukung,menjaga dan melestarikanb kebudayaan Indonesia.
Pendapat Taufik memang benar.Tanpa adanya peran pemerinta dan masyarakat untuk mempertahankan kebudayaan Indonesia tentu akan menjadi sebuah kelemahan bagi bangsa lain untuk mendapatkan keuntungan.





Saung angklung Mang Ujo memang bukan hanya sekedar sanggar angklung tetapi didalamnya juga terdapat aktifitas lainnya yang dapat meningkatkan kecerdasan anak bangsa dan membantu serta memotivasi anak bangsa untuk terus berkarya.







Hal ini memberikan masukan kepada kita bahwa ternyata bukan hanya kesenian juga yang harus kita perdulikan tetapi dibalik itu kita juga diajarkan untuk dapat melestarikan lingkungan hijau agar kecintaan kita terhadap seni juga nampak terhadap kecintaan kepada lingkungan hidup
Langkah yang dilakukan oleh Saung Angklung sangat bermanfaat untuk memberikan kesadaran pada masyarakat bagaimana melindungi dan melestarikan lingkungan.Hal ini merupakan dampak positif bagi masyarakat untuk tetap melestarikan lingkungan



Kesenian bukanlah hal yang dapat dianggap sebagai sesuatu yang kuno.Justru hal inilah yang seharusnya membuat anak-anak muda untuk dapat tetap memotivasi dirinya untuk dapat berkarya.Dari kesenian angklung yang dipentaskan oleh saung angklung trnyata angklung juga bisa menghadirkan simfoni yang indah bersama msuk pop dan simfoni klasik ala orkestra.Hal ini seharusnya membuat masyarakat Indonesia termotivasi untuk tetap mencintai seni tradisonalnya.Dan dari pandangan Saung angklung ini seharusnya masyarakat Indonesia tentunya harus tetap menghargai dan melestarikan kebudayaannya.

      
3.Paragraf dalam wacana tersebut sudah teratur dan sistematis.Namun menurut saya paragraf ketiga seharusnya berada diparagraf kedua karena dalam pemaparan saat saya membaca yang pertam yang ingin saya ketahui adalah siapa pemilik sanggar tersebut kemudian mengarah pada penjelasan tentang tempat sanggar tersebut.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar